Catatan Kecil Dari HPN Ke-78 Jakarta
Tiga hari mengikuti puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) ke-78 di Candi Bentar, Putri Duyung, Ancol, Jakarta menyisakan sedikit catatan kecil. Selama tiga hari pergulatan mengikuti acara seremonial terbesar wartawan se-Indonesia itu banyak kejadian dan pelajaran penting untuk dijadikan kenangan di masa mendatang.
Seumur hidup, baru pertama kali saya menginjakkan kaki di kawasan Ancol yang dari saya masih bayi hanya mendengar cerita termasuk dari pemberitaan media televisi, saat itu hanya ada TVRI.
Takjub, decak kagum dan berbagai kata-kata tidak terucapkan setelah berada di kawasan yang sudah dilirik oleh Gubernur Hindia Belanda, Adriaan Valckenier sejak awal abad ke-17 yang menilai Ancol sangat potensial untuk pengembangan tempat wisata. Meski pada akhirnya pengembangan Ancol saat itu terabaikan karena masa perang.
Memang tidak seperti awalnya atau setidaknya bagaimana rupa kawasan Ancol di tahun delapan puluhan, Ancol kini sangat memanjakan para pengunjung dengan berbagai wahana yang disediakan pemerintah atau pengelola lainnya yang ikut dalam penataan kawasan yang akrab dahulunya sebagai taman impian jaya Ancol.
Beberapa kawan dari PWI Lampung mengaku pernah di masa kecil mereka mendatangi tempat hiburan wisata terbesar itu, mereka mengisahkan bagaimana cerita mereka. Ada yang bilang masih enak Ancol seperti tempo dulu (akses mudah), ada juga yang bilang enak sekarang karena banyak fasilitas. Yah, sudut pandang orang memang tidak sama, fantasi berbeda tetapi tujuannya adalah bagaimana ekspresi yang mereka deskripsikan menjadi warna tersendiri.
Soal HPN sendiri, saya pun baru pertama kalinya ikut. Antusiasme seluruh peserta sangat luar biasa karena momen HPN adalah penggalan cerita yang bisa merubah mindset bagaimana seorang wartawan memahami peran serta mereka mengisi pembangunan yang tertuang dalam karya jurnalistik yang dihasilkan.
Terlebih lagi, para anggota PWI oleh Ketum PWI Hendry CH Bangun bahwa wartawan masa kini harus memahami kemajuan teknologi informasi dan ekspansi sosial media yang seolah menjadi kompetitor dalam menginformasikan berbagai momen.
Yah, memang tidak akan secara detil saya ungkapkan apa saja yang terjadi dalam gelaran HPN ini, yang jelas para wartawan terus dihadapi dengan berbagai tantangan terutama tentang bagaimana bertahan (pemilik perusahaan media) ditengah arus globalisasi dan dirupsi digital dan serbuan teknologi informasi maupun artificial intelegensi. Bisakah kami Bertahan atau tumbang.
Oke deh sekian aja yah ceritanya, sukses untuk HUT Ke-78 HPN, mari kita sambut HPN selanjutnya tahun 2925 dengan para nominator diantaranya : Kepri, Riau, Sulsel, Bali
HPN 2026. : Lampung, Aceh
HPN 2027 : Banten (Sekaligus Lokasi Porwanas).

