Siapkan Kebijakan Tepat Atasi Kemiskinan, Gubernur Arinal Sinkronisasi Data Kependudukan
BANDAR LAMPUNG (Journal): Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meminta jajarannya melakukan sinkronisasi data kependudukan dan kemiskinan 2020 agar kebijakan (policy) mengatasi kemiskinan dapat akurat dan tepat sasaran.
Pesan Gubernur itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Irwan Sihar Marpaung dalam Rapat Sinkronisasi Data Kependudukan dan Kemiskinan 2020 di Ruang Abung, Balai Keratun, Komplek Kantor Gubernur Lampung, (5/2/2020). “Ke depan kita berharap data kemiskinan saling keterpaduan sehingga kebijakan dan upaya mengurangi kemiskinan dapat diselenggarakan tepat program, tepat sasaran dan tepat hasil yang mewujud dalam Rakyat Lampung Berjaya,” ujar Irwan.
Sinkronisasi itu, menurut Irwan, dilakukan Pemprov untuk menyusun kebijakan dan upaya mengurangi kemiskinan secara tepat program untuk mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya. Irwan menjelaskan sumber daya pembangunan yang dimiliki daerah Lampung membawa Provinsi Lampung pada peran strategis dalam pembangunan nasional.
Seperti peran penting Lampung terhadap perekonomian nasional dari sisi suplay antara lain adalah pengekspor terbesar kopi robusta nasional dan Lampung juga penghasil terbesar pangsa produksi tepung tapioka nasional. “Karena itu sudah sangat tepat visi kita ke depan untuk mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya dengan bertumpu kepada pembangunan sektor pertanian dan wilayah pedesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan,” katanya.
Irwan melanjutkan posisi strategis Lampung baik secara geografi maupun geopolitik merupakan modal pembangunan strategis lainnya. ” Lampung menjadi buffer dan penunjang utama dari sisi sosial, ekonomi dan industri serta politik. Lampung adalah penghubung lintas darat terdepan antara pulau sumatera dan pulau jawa. Segala keunggulan sumberdaya dan modal pembangunan tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat Lampung,” ujarnya.
Ia menyebutkan di tengah pemulihan ekonomi global, perekonomian Lampung sepanjang tahun 2019 dapat tumbuh cukup tinggi. “Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung kumulatif hingga Triwulan III-2019 (Trw I-III 2019 terhadap Trw I-III 2018) adalah sebesar 5,33%, lebih tinggi dari capaian regional Sumatera yang mencapai 4,55%, serta lebih tinggi dari capaian Nasional yang mencapai 5,04% pada periode yang sama,” katanya
Kemudian, perekonomian Lampung masih didominasi 3 sektor utama yang pencapaiannya pada Triwulan III-2019 yaitu Pertanian, Kehutanan, Perikanan 29,80%, Industri Pengolahan 20,39% serta Perdagangan dan Reparasi Kendaraan 11,55%. “Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Lampung sebesar 4,03% lebih rendah dari tahun 2018 yang sebesar 4,06%,” ujarnya.
Irwan mengatakan dalam penanganan pengetentasan kemiskinan, dibutuhkan usaha dan kesungguhan yang keras serta komitmen bersama dari dari seluruh stakeholders. “Baik pusat, provinsi, instansi vertikal dan kabupaten/kota untuk menciptakan dan mengembangkan program program terobosan terpadu untuk menurunkan angka kemiskinan di Lampung,” katanya.
Menurutnya, pelaksanaan rapat ini untuk mencapai keberhasilan pembangunan dilandasi dengan adanya perencanaan dan kebijakan yang baik, efektif dan efisien, yang harus didukung dengan data yang valid dan up to date. “Keberadaan data yang akurat dan up to date sangat penting karena data merupakan dasar dari perencanaan pembangunan yang terukur, logis dan rasional,” ujarnya.
Irwan berharap melalui Satu Data Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden No.39/2019 tentang Satu Data Indonesia, akan menjadi acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi pusat dan daerah dalam penyelenggaraan tata kelola data guna mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan. “Oleh karena itu, pertemuan yang kita laksanakan pada hari ini merupakan tahap awal untuk menciptakan sinkronisasi dan harmonisasi data sebagai dasar dalam memformulasi serta menyusun kebijakan pembangunan kedepan,” katanya.
Kegiatan ini sendiri menghadirkan Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Pemerintah Kabupaten/Kota. (ADPIM)