Tembok Batas Milik PT Padimas Ambrol
Bandar Lampung (Journal): Tembok pembatas gudang setinggi sekitar tiga meter milik PT Padimas di Jalan P Tirtayasa, Bandar Lampung ambrol nyaris menimpa rumah warga, Selasa 31 Desember 2019 sejak pukul 17.00.
Beruntung tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu, tembok roboh menimpa kandang ayam milik warga di Gang Fatimah Nomor 38 RT 06. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta.
Namun akibat tembok roboh itu, air dari gudang yang tingginya sekitar lima meter di atas pemukiman warga itu mengalir deras hingga membanjiri kediaman warga yang berdomisili di samping perusahaan.
Bahkan, Ketua RT O6 Jl P Tirtayasa, Gang Fatimah Deri mengatakan air hampir memasuki musolla di wilayahnya. “Air naik sudah mau masuk ke Musolla, padahal sudah tinggi,” ungkapnya di lokasi, Rabu (1/1/2020).
Warga berharap pemerintah kota Bandar Lampung dapat mengambil tindakan dan mencarikan solusi atas bencana banjir ya g menimpa mereka. Sebab di wilayah itu hingga kini belum memiliki drainase.
Selain itu, warga juga meminta perusahaan pemilik gudang bertanggungjawab dengan memperbaiki pagar tembok pembatas dan mengganti rugi kerugian yang mereka alami.
“Kepada Pak Wali Kota Bandar Lampung Herman HN kami sangat memohon agar dicarikan solusi sehingga banjir tidak selalu terjadi di tempat kami. Kepada perusahaan kami minta segera bertanggungjawab,” tegas Zaenuri warga yang kediamannya tertimpa tembok pagar Gudang Padimas.
Sebab jika perusahaan tidak bertanggungjawab dengan membangun drainase di area gudang, air akan penuh dan tembok rawan roboh. “Ini kan air dari perusahaan yang tumpah ruah menimpa kediaman kami. Setiap hujan airnya ngebuang ke atas rumah kami. Beruntung tidak menimpa rumah, kalau nimpa rumah gimana,” tegasnya.
Dari pantauan di lokasi, tembok gudang yang belum roboh tampak dalam kondisi retak-retak. Diduga perusahaan melakukan penyempitan sungai dan melanggar garis sempadan sungai.
Sayangnya pihak perusahaan pemilik gudang PT Padimas belum dapat dimintai konfirmasinya terkait insiden inid dan belum ada yang menemui korban. Hanya satu eskavator di lokasi mengangkat puing-puing reruntuhan. (*)