Journal Lampung

Proporsional & Berimbang

Achmaf Sudarto : Petani di Lampung Kurang Menikmati Nilai Tambah

Bandar Lampung (Journal) : Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung menggelar Seminar Perkebunan dengan tema “Membangkitkan Kejayaan Komoditi Perkebunan Lampung” di Mess PTPN, Senin 18 November 2019.

Ketua Panitia Seminar Perkebunan Eka Setiawan dalam laporannya mengatakan, seminar ini merupakan penjabaran program PWI Lampung yang diikuti 50 puluhan peserta.

Dengan harapan seminar ini memberikan pencerahan agar perkebunan Lampung lebih maju ke depannya.

Ketua PWI Lampung, Supriyadi Alfian dalam sambutan nya mengatakan, di era tahun delapan puluhan Lampung berjaya dengan komoditas lada, namun sekarang sudah tidak ada gaungnya.

Oleh karena itu PWI mencoba membantu Pemerintah Provinsi Lampung untuk mensosialisasikan program terkait sektor perkebunan. Pihaknya memberikan kesempatan kepada nara sumber untuk memaparkan kondisi apa sebenarnya sedang terjadi di sektor tersebut.

Sementara moderator Seminar Perkebunan, Juniardi mengatakan, pasca sejarah Lampung sangat luar biasa di sektor perkebunan. Lampung pernah kedatangan tim luar negeri untuk mempelajari komoditi lada. Persoalan nya, kata Juniardi, kondisi perkebunan Lampung mengalami stagnan.

Direktur Komersil PTPN XII, Achmad Sudarto, salah satu nara sumber yang mendapat kesempatan pertama memaparkan bahwa 15 tahun lalu cengkeh di Lampung sangat banyak, namun saat ini mungkin hanya tinggal pohonya saja. Dirinya juga memaparkan potensi kopi Lampung yang saat ini masih bertahan.

Petani sebagai penghasil kopi kurang menikmati hasil tanamannya, begitu juga dengan komoditi lainnya seperti teh, karet serta sawit dan komoditi lainnya. Ke depan, petani harus menikmati nilai tambah atas kerja keras mereka.

“Seperti kopi starbuck itu kopi nya bisa dari mana saja, bahkan mungkin dari Lampung. Yang bikin mahal kopi starbuck itu berkaitan dengan branding. Sementara kopi nya sendiri sangat jauh dari harga kopi produk statbuck, ” paparnya.

Diketahui nara sumber lain diantaranya Profesor Yusuf Barusman, Wahrul Fauzi Silalahi, Kadis Perkebunan Lampung Edi Yanto.

(r)



WhatsApp chat