Interaksi Negatif Satwa Liar dan Manusia Di TNBBS, Aktivis Minta Pemerintah Lakukan Tindakan Kongkrit

LAMPUNG BARAT – Penemuan jasad Sudarso (50), seorang penggarap kopi musiman di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), yang hanya tersisa bagian kepala, mendapat sorotan. Warga mendesak Gubernur Lampung Rahmat Mirza Djausal untuk segera melakukan langkah langkah terkait penertiban kawasan hutan TNBBS. (28/05/2025).
Beberapa bulan lalu, dalam kunjungan ke Suoh, Lampung Barat, Gubernur Mirza menyatakan akan segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat mengenai konflik kawasan dan perlindungan warga yang menggantungkan hidup dari kebun di sekitar hutan. Namun hingga kini, belum ada progres.
Tragedi yang menimpa Sudarso menjadi bukti nyata bahwa kawasan TNBBS masih menyimpan potensi bahaya yang mengancam keselamatan jiwa. Dugaan sementara, korban tewas akibat serangan satwa liar yang berkeliaran di hutan, mengingat lokasi kejadian merupakan habitat alami berbagai jenis satwa buas.
Publik mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan ini. Mereka menilai, ketidakjelasan status lahan, lemahnya pengawasan, dan absennya kebijakan konkret dari pemerintah daerah maupun pusat telah membuat masyarakat kecil terus berada dalam kondisi rawan.
“Harus ada tindakan nyata untuk melindungi masyarakat,” demikian suara desakan yang menguat di tengah warga pasca kejadian tragis ini,” kata Aktivis GERMASI, Wahdi Selasa 27 Mei 2025.
Kawasan TNBBS selama ini menjadi tempat ribuan warga menggantungkan hidup, khususnya dari hasil kebun kopi. Namun tumpang tindih kepentingan konservasi dan ekonomi rakyat tanpa regulasi yang adil telah memicu konflik berkepanjangan.
Publik berharap, peristiwa ini menjadi momentum bagi Pemerintah Provinsi Lampung untuk segera bertindak, memberikan kejelasan hukum, melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan.
” Dan menjamin keselamatan jiwa para penggarap yang telah lama hidup berdampingan dengan hutan. ( *)
